Bioetanol Bensin Dari Tanaman
Harga minyak dunia yang melambung, sudah lama diprediksi.
Logikanya, minyak bumi (fossil fuel) adalah bahan bakar yang tak dapat
diperbaharui. Cepat atau lambat, minyak dunia akan habis. Saat ini, harga
minyak memang sedang booming karena kebutuhan negara-negara industri
baru.
Ke depan, jika negara-negara di dunia tak segera
mengantisipasi kelangkaan fossil fuel, harga minyak akan naik tinggi.
Tapi sebaliknya, jika negara-negara di dunia menyiapkan antisipasinya sejak
sekarang, niscaya harga minyak tak akan naik lagi, bahkan bisa turun. Mengapa?
Karena dunia nantinya bisa mencari pengganti minyak fosil yang aman, murah, dan
mudah diproduksi oleh siapa pun. Saat ini, industri minyak hanya dipegang oleh
para pemodal besar.
Seiring dengan menipisnya cadangan energi BBM, jagung menjadi alternatif yang penting sebagai bahan baku pembuatan ethanol (bahan pencampur BBM). Karenanya, kebutuhan terhadap komoditas ini pada masa mendatang diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan.
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama dipakai memenuhi kriteria.
Pemanfaatan Bioetanol
- Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau dicampur dengan premium (EXX).
- Gasohol* s.d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi).
Keterangan :
*Gasohol campuran bioetanol kering/absolut terdena-turasi dan
bensin pada kadar alkohol s/d sekitar 22 %-volume. Istilah bioetanol identik
dengan bahan bakar murni.
Manfaat Bioetanol
- Motor atau mobil yang menggunakan bahan bakar campuran bioetanol kerja mesinnya lebih bagus. Bisa membuat kendaraan sanggup menempuh jarak lebih jauh. Syaratnya, bioetanol yang digunakan sebagai campuran harus murni 99,5%. Artinya, nyaris tak tercampur zat lain. Pernah dilakukan uji coba pada dua buah motor. Satu motor diisi 1 liter bensin campur bioetanol, motor yang satunya diisi 1 liter bensin murni. Motor dengan bensin campur bioetanol meampu menempuh jarak 47 km, motor bensin murni 40 km.
- Gas buang bioetanol lebih sedikit polusinya. Itu karena gas buang bioetanol melepas karbondioksida lebih banyak dari pada karbonmonoksida. Karbondioksida adalah zat yang diperlukan tumbuhan untuk memasak makanan. Sebaliknya, gas buang bensin banyak mengandung karbonmonoksida yang merugikan kesehatan makhluk hidup.
- Pencampuran bioetanol juga bisa menghemat penggunaan bensin. Dalam setahun, kita bisa menghemat bensin sebanyak 1,5 juta kiloliter. Kalau diuangkan, itu setara dengan Rp 8.170.000.000.000,00.
- Pembakarannya lebih sempurna. Asapnya pun lebih ramah lingkungan dan tanaman ini dikenal gampang hidup. Tinggal tancap batangnya di tanah basah, ketela pohon (Manihot utilissima atau Manihot esculenta) niscaya tumbuh.
0 komentar:
Posting Komentar